Kamis, 26 Maret 2015

Kado Terindah Tuhan

Tujuh tahun sudah usiamu..
Beranjak jadi gadis kecil lincah dan nakal..
Gadis yang selalu kurindukan setiap hari..
Bahkan setiap detik ketika kamu tak di dekatku..
Celotehanmu..candamu..tawamu..
Tangis dan teriakanmu..
Aroma baumu..
Keringat yang selalu bercucuran setelah berlari lari dengan teman-temanmu..
Semua itu..tak ada kata lain selain rindu..
Maafkan..
Maafkan aku yang selalu meninggalkanmu..
Maafkan..
Maafkan aku yang tak bisa mempertahankan keutuhan keluarga yang seharusnya menjadi rumah nyaman untukmu..
Maafkan aku di usia yang masih membutuhkan sosok ibu..
Kamu harus sendirian..
Tak cukup kita bertemu hanya sehari dalam berpuluh-puluh hari..
Tak cukup kamu bercerita tentang sekolahmu..teman-temanmu dan kegiatanmu sehari-hari dalam waktu semalam..
Aku rindu..
Teringat 8 tahun yang lalu saat aku berulang tahun..
Kamu hadir di dalam janinku..
Tuhan sudah mempercayakan aku untuk menjagamu..
Tapi apa yang aku perbuat malah menelantarkanmu..
Membiarkanmu sendiri..
Membiarkan luka-luka yang tak seharusnya kamu dapatkan..
Maafkan aku yang sampai saat ini membiarkanmu kehilangan keluarga yang seharusnya selalu melindungimu..
Akan tetapi tahukah kamu aku disini untuk kamu?
Tahukah kamu aku berjuang disini demi membahagiakanmu?
Sendiri..kita sama-sama sendiri..
Aku berharap kamu bisa menjadi anak mandiri dan mengerti akan situasi ini suatu saat nanti..
Disini..Aku kesana kemari berusaha untuk mencari penghasilan yang layak agar kita bisa berkumpul kembali..
Walaupun hanya ada aku dan kamu..
Mungkin bukan ini yang diharapkan..
Dan mungkin bukan keinginanmu juga..
Tapi Tuhan berkata lain pada keluarga kita..
Bukan saatnya merengek dan berkeluh kesah..
Bukan saatnya menyesali apa yang sudah terjadi..kamu tetaplah kamu bidadari kecil kado terindah yang sudah Tuhan kasih di hari ulang tahunku..
Kado Terindah penyemangat hidupku..
Disaat lelah..Teringat akan kamu yang menghampiriku dengan mengecup kedua pipi dan dahiku sambil tersenyum..
Disaat lelah..Teringat akan suaramu di telepon yang memintaku pulang..
Dan disaat lelah..Teringat kata-katamu yang ingin diantar ke sekolah layaknya seperti teman-temanmu yang diantar oleh ibunya..
Disaat lelah itu pula..Aku teringat akan kewajibanku untuk membahagiakanmu dan menyekolahkanmu..
Anakku..
Kado terindah Tuhan..
Penyemangat hidup disaat aku merasa lelah dan tak berdaya disini..
Terima kasih Tuhan..
Lelahku..terbayar dengan bayangan tawanya yang memanggilku..
Bunda..

Minggu, 22 Maret 2015

Surat untuk Masa Lalu

Untukmu masa laluku..
Disini aku termenung sendiri memikirkan bagaimana kamu saat ini..
Entah sampai kapan aku masih dihantui bayang-bayangmu yang untuk kesekian kalinya hati teriris melihat tawamu bersamanya.
Tak cukup satu tahun..dua tahun..mungkin puluhan tahun pikiran ini masih tak bisa lepas dari perasaan sakit yang terus menghantui.
Tak banyak kelebihan yang aku miliki.
Tak banyak pula yang bisa aku lakukan untuk membahagiakanmu..
Dan mungkin aku telah menyia-nyiakan apa yang sudah aku miliki dulu, yaitu kamu.
Teruntukmu masa laluku..
Masihkah kamu memikirkan aku?
Masihkah kamu tersadar bahwa kini yang disampingmu bukan aku?
Aku disini yang masih memikirkanmu..
Aku disini yang sudah menyia-nyiakan waktuku untuk masih setia menjaga hati ini untukmu..
Berapa lama aku bisa berpaling darimu..
Entahlah..
Aku disini hanya bisa berharap kamu bahagia dengannya..
Aku disini berharap tak ada penyesalan untukmu menyisihkan aku demi dia..
Walaupun sangat sakit dan perih..
Tak ada obat untuk luka yang kurasakan..
Tapi aku mencoba bertahan dengan hidupku ini..
Harus ada dunia baru buatku untuk tak memikirkanmu..
Tak ada yang sia-sia..
Tuhan pertemukan aku denganmu bukan tanpa alasan..
Dari sanalah aku belajar untuk menghargai seseorang dan menghargai diriku sendiri..
Aku belajar banyak hal untuk bisa lebih tegar dalam menghadapi semuanya..
Disaat kamu mencium keningku dan berkata masih merindukanku setelah sekian lama tak bertemu..
Kamu tahu apa yang aku rasakan?
Saat kamu bertanya apakah aku merindukanmu..apakah perlu aku menjawabnya?
Dan disaat aku hendak pergi kamu memelukku..apakah kamu tersadar itu aku yang kamu peluk? bukan dia!
Entahlah apa yang ada di otakmu saat itu..
Aku pergi sendiri menempuh perjalanan jauh di malam hari..berharap kamu mengkhawatirkanku..
Kamu memang memelukku dan mencium keningku sambil berkata hati-hati..
Namun setelah itu..kamu pergi dan aku hanya melihat punggungmu berlalu sambil memikirkan apakah kamu merasa bersalah padanya setelah apa yang kamu perbuat padaku di hari itu?
Berharap kamu mengkhawatirkanku..
Tapi aku harus terima kenyataan setelah itu kamu pasti pergi ke pelukannya..mencium keningnya dan bilang padanya bahwa kamu sayang dia..tanpa memikirkan aku sudah sampai mana..apakah aku sampai tujuan dengan selamat..
Yang kamu lakukan pada malam itu hanyalah melakukan satu kali dering pada telepon genggamku tanpa sempat aku angkat..
Tak ada pertanyaan..
Tak ada pesan singkat..
Kamu tak lagi mengkhawatirkan aku karena sudah ada dia disampingmu yang lebih mengerti kamu dan lebih segalanya dibanding aku..
Teruntukmu masa laluku..
Terima kasih..
Berkatmu aku menjadi lebih bisa menghargai diriku sendiri..
Tanpa harus mengejar-ngejar ataupun terobsesi mendapatkan cintamu kembali.

Sabtu, 07 Maret 2015

Lemahnya Wanita 2

Berbicara mengenai kelemahan wanita itu sangat mudah, karena pada dasarnya secara fisik wanita itu lebih lemah dari laki-laki. Tapi kenapa laki-laki tampak lebih lemah pada saat dia menunjukkan merasa lebih kuat dari wanita?
Akan terlihat sangat pengecut apabila laki-laki menunjukkan kekuatannya pada wanita. Banyak sekarang laki-laki yang memanfaatkan kekuatannya itu untuk berbuat kasar kepada wanita apabila wanita itu dianggap berbuat salah.
Dengan entengnya tangan kekar dan kuat yang seharusnya melindungi, justru menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi wanita yang ingin terlindungi.
Wanita memang cerewet, wanita memang selalu ingin menyelesaikan persoalan dengan banyak berbicara. Namun apakah laki-laki mau mendengarkan? Tidak!
Semakin wanita banyak bicara, semakin laki-laki malas untuk mendengarkan.
Hanya bisa diamkah? Atau harus menangiskah? Atau membalas berbuat kasar apabila wanita dikasari? Sekuat kuatnya wanita membalas, tetap sudah kodratnya laki-laki yang lebih kuat. Akan tetapi di sisi lain wanita bisa lebih kuat dalam menahan perasaannya untuk tidak menangis dalam menghadapi kekasaran laki-laki. Wanita lebih kuat dalam memegang teguh kesetiaannya, dan wanita lebih kuat untuk menjadi kuat dalam menghadapi laki-laki yang selalu menyakiti secara fisik maupun bathin. Karena di dalam hati wanita tersimpan ketulusan menyayangi laki-laki tanpa mengharapkan pamrih walaupun tahu laki-laki memberikan cinta dari 100% dan akhirnya hilang di 0%.

Senin, 02 Maret 2015

Lemahnya Wanita

Wanita hanyalah seorang wanita yang banyak memiliki kelemahan. Mengapa harus wanita yang dilindungi? Karena sudah kodratnya laki-laki lebih kuat, lebih berani dan lebih segalanya dari wanita. Akan tetapi apakah laki-laki lebih memiliki perasaan? Lebih memiliki kepedulian? Entahlah..yang saya ketahui bahwa mayoritas laki-laki itu lebih egois!
Laki-laki lebih manja dan lebih ingin diperhatikan..padahal secara logika siapa yang lebih kuat dan patut untuk diandalkan?
Lihatlah pundak laki-laki yang bidang dan kokoh..sudah sepantasnya pundak itu bisa sebagai tempat wanita bersandar dan merasa terlindungi. Namun masih adakah laki-laki yang benar-benar tulus memberikan bahunya itu tanpa adanya pamrih??
Tak jarang laki-Laki mengharapkan sesuatu dengan memberikan perhatian dan kepeduliannya. Dengan mulut yang manis, laki-laki dapat dengan mudah memperoleh apa yang mereka inginkan dan berakhir pahit bagi wanita yang seringkali merasa dirugikan.
Dengan hati yang jengkel, wanita hanya mampu mengelus dada dan sepenuh tenaga menahan untuk tak meneteskan air di pelupuk matanya akibat keegoisan laki-laki. Dan yang saya tahu, wanita itu lebih kuat dibanding laki-laki. Wanita secara kasat mata memang lemah, tapi wanita bisa lebih tegar dan kuat dalam menghadapi pahitnya hidup.
Wanita lebih bisa diandalkan dan serba bisa. Wanita bisa bekerja mencari nafkah, mengurus rumah dan mengurus anak. Laki-laki...apakah bisa menenangkan anak yang sedang menangis? Laki-laki apakah bisa mengurus dirinya dan mencuci serta menyetrika baju yang hendak dipakai? Tanpa seorang wanita..laki-laki tak bisa apa-apa.