Minggu, 30 Agustus 2015

Rumah

Banyak yang bilang rumahku istanaku.
Setuju?
Yup, rumah adalah satu-satunya tempat yang bisa membuat kita nyaman, diakui, dianggap dan tempat dimana kita menjadi diri sendiri.
Dan rumahku...aku tak tahu rumahku dimana.
Rumah orang tuaku?
Bukan..itu bukan rumahku karena itu rumah orang tuaku dan aku merasa nyaman? Diakui? Bebas menjadi diri sendiri? Tidak!
Rumahku adalah tempat dimana aku berpijak sendiri..menempati suatu ruang berpetak ukuran kecil..dimana aku bisa bebas melakukan apa yang aku mau..bebas menjadi diri sendiri.
Tapi sayang, dimana tempatku berpijak saat ini hanyalah tempat sementara dan bukan milikku.
Aku hanya pendatang.
Aku hanya penghuni yang harus membayar sewa setiap bulannya.
Jadi apakah aku punya rumah?
Belum..aku tak mau menjawab tidak karena suatu saat nanti aku pasti akan punya rumah sendiri yang nyaman..yang tenang..dapat ditata sesuka hati.
Rumahku bersama anakku.
Sabar..semua pasti ada waktunya.
Dari dulu masih punya pasangan sampai sekarang sudah menjadi single mom..aku tak tahu tujuan akhir badan ini dapat istirahat dimana.
Sering berpindah-pindah dari satu petak kamar ke kamar lain..beda rumah beda kota..sudah sering aku alami..selalu berpindah-pindah dan beranggapan aku memang belum punya tempat nyaman untuk berteduh.
Rumah dimana tempat aku dilahirkan pun..entahlah..aku tak betah disana.
Rumah..adakah rumah lain yang bisa membuatku nyaman?
Tak lepas dari persinggahan abadi..tempat yang kekal hanya rumah masa depan.
Tuhan..izinkan aku merasakan nyamannya tinggal dirumah sendiri selama hidup di dunia sebelum aku harus menempati persinggahan terakhir yang Engkau siap sediakan untukku dikemudian waktu.

Rabu, 19 Agustus 2015

Catatan untuk Tuhan

Entah dari mana aku harus memulai..
Banyak hal yang ingin aku utarakan padaMu Tuhan.
Aku hanya punya Engkau sebagai pendengarku..
Aku hanya punya Engkau sebagai pelindungku..
Dan aku hanya punya Engkau yang mengerti keadaan dan selalu menyayangiku.
Tuhan..berdosakah aku memiliki banyak pertanyaan untukMu?
Berdosakah apabila aku ingin berkeluh kesah padaMu??
Entah mengapa aku sudah tak bisa mempercayai makhluk sesama seperti aku.
Aku merasa sendiri dan benar-benar hanya bisa mengadu akan keluh kesahku padaMu..hanya padaMu.
Salahkah aku Tuhan kalau sering menghempaskan nafas berat ini sebagai tanda mengeluh?
Kuatkan aku..lindungi aku dengan Maha Keperkasaan dan Maha Hebatnya Engkau.
Aku ingin berlindung padaMu disaat kaki ini lelah menopang berat badanku yang mulai goyah..
Aku ingin berlindung padaMu dsaat tangan ini sudah tak mampu menepis kejahatan disekitarku.
Tuhan..hinakah aku menjadi seorang janda?
Apakah menjadi seorang janda itu salah?
Mengapa Engkau mengantarkanku pada nasib seperti ini Tuhan?
Semua orang menganggapku remeh..terutama banyak laki-laki menganggapku gampangan dan mereka tak segan-segan mengutarakan kemauannya.
Serendah itukah menjadi seorang janda?
Maafkan aku Tuhan..aku sadar ini hukuman dariMu atas dosa besar yang tak termaafkan di masa lalu.
Inikah balasannya..ditinggalkan dan direndahkan banyak orang.
Mungkin aku sedikit tak peduli akan semua hal ini. Tapi yang aku pedulikan bagaimana nasib anakku? Bagaimana orang-orang memandang anak yang lahir dengan cara seperti itu?
Adakah keluarga baik-baik yang akan menerima dia baik-baik pula sebagai menantunya?
Semoga nasib anakku jauh lebih baik dari aku ibunya.
Tak banyak yang kupinta Tuhan..aku hanya ingin membahagiakan anakku dengan tanganku sendiri..aku ingin giat mengais rezeki halal dariMu untuk anakku. Agar aku dapat menyekolahkannya hingga tingkat tertinggi dan sampai orang-orang dapat menyeganinya sebagai orang sukses tanpa dipandang sebelah mata.
Anakku perempuan..jangan sampai dia seperti aku Tuhan..aku tak tahu nanti nasibnya seperti apa..tapi aku yakin Engkau akan menggariskan nasib yang baik untuk anakku.
Inilah..hanya inilah doa yang selalu aku panjatkan padaMu Tuhan.
Jujur..tak mudah aku menjalani ini semua. Menjadi janda itu memang amatlah hina.
Tahukah kamu Tuhan..setiap laki-laki yang mendekatiku tak segan-segan dan tanpa rasa malu meminta sesuatu dariku..sehina itukah seorang janda dipandang?
Mungkin memang salah aku..tak ada ikan tak ada makanan untuk kucing..dan ada ikan kucing akan mengeong dan melahapnya. Aku mungkin sedikit memancing mereka..tapi bukan itu yang aku mau..aku merasa terhina..aku sakit hati Tuhan.
Ketika mantan suamiku rela melepasku..dia dengan entengnya berkata silahkan menikah lagi dan anak bakal diurus sama dia.
Tak semudah itu..walaupun suatu saat nanti ada laki-laki yang mau menjalin hubungan denganku belum tentu keluarganya setuju meskipun aku tidak harus kerepotan dengan membawa anakku.
Janda tetaplah janda seperti barang bekas yang tak bisa kembali utuh.
Barang bekas yang sudah murah dan kalau laku pun itu sudah bersyukur.
Selalu dan pasti dianggap remeh.
Apalagi semua orang sekarang memandang janda lebih ke hal-hal yang negatif.
Seperti inikah Tuhan..kaum perempuan banyak yang tertindas.
Apakah ini kodrat perempuan..harus lebih lemah daripada laki-laki??
Muliakan kami Tuhan..perempuanlah yang lebih banyak berjuang untuk kehidupan.
Perempuan dapat menggunakan kelembutan untuk mengasuh anak-anaknya..menggunakan kekuatan untuk melahirkan..lebih sehat untuk terjaga setiap malam menyusui anaknya.
Begitu penuh perjuangan seorang perempuan untuk melakukan segala hal..maka muliakanlah kami Tuhan.
Perempuan memang lemah dalam menghadapi laki-laki..tapi banyak hal yang dapat perempuan lakukan daripada laki-laki.
Namun seringkali apa yang dilakukan perempuan semuanya serba salah.
Seperti aku dulu yang menjadi seorang istri dan seorang ibu sekaligus seorang mahasiswi..serba bingung apa yang harus lebih diprioritaskan sehingga aku akhirnya harus kehilangan seorang suami.
Maafkan aku Tuhan..aku telah gagal mencapai surgaMu lewat pengabdian kepada seorang suami.
Aku tak dapat menjaga suamiku dengan baik sehingga dia pun berpaling kepada perempuan yang jauh lebih baik daripada aku.
Rumit..tak tahu apa yang harus aku lakukan dulu ketika menjadi seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu..semuanya serba mendadak terjadi begitu saja aku harus menjalaninya.
Tuhan..kalau waktu dapat diputar kembali..aku ingin sekali memperbaiki semuanya.
Aku rela dipukul..aku rela dibentak..aku rela setiap hari dijadikannya sebagai seorang budak untuk mengejar ridhoMu Tuhan. Dan aku cukup mampu bertahan selama 4 tahun dengan keadaan seperti itu. Aku bertahan demi anakku dan demi ibadahku untuk menebus dosa besarku di masa lalu.
Dan sampai akhirnya aku tak tahan dia memilih perempuan lain..dan menyisihkan aku yang sudah tak berguna.
Sakit Tuhan..sampai sekarang sudah bertahun-tahun lamanya rasa sakitku belum hilang.
Aku masih belum bisa terima dari dampak aku menjadi seorang janda.
Aku sudah dilecehkan Tuhan..ampuni aku.
Aku hanya perempuan tak berdaya dan tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyikapi ini semua.
Tak ada lagi yang melindungiku..tak ada lagi yang mengkhawatirkan aku dan memperhatikan aku.
Aku terjebak dalam kebebasanku sendiri.
Maafkan..ampuni aku Tuhan.
Walaupun begini..aku mencoba untuk bangkit dan tak lagi berputus asa.
Berikan aku kekuatan kepada tangan dan kakiku ini Tuhan.
Tunjukkanlah jalanMu yang lurus dan benar.
Aku tak mau hidup terus menerus dilecehkan dan selalu berbuat dosa.
Aku ingin hidup dengan baik Tuhan.
Kini auratku telah aku tutup. Aku takut akan azabMu kemudian.
Entah dosaku dapat tertebus atau tidak..yang jelas kini aku ingin hidup dengan baik dan normal.
Aku tak peduli dengan jodohku kemudian..aku memang berharap dapat mengabdi lagi terhadap seorang imam yang mampu membimbingku..tapi apabila Engkau tak mengizinkan akupun ikhlas Tuhan.
Tapi bolehkah aku mengutarakan apa impianku ke depan?
Walaupun aku tak tahu lagi umurku sampai kapan, tapi aku masih memiliki impian untuk menjalani masa depanku.
Aku ingin hidup sukses..dan sukses dalam kamusku bukan berarti harus kaya..tapi sukses dalam mencapai kebahagiaan mutlak..bahagia dapat membahagiakan anak dan kedua orangtuaku.
Masih bolehkah Tuhan aku memimpikan seorang imam yang baik untukku?
Aku rindu sekali sosok kuat yang mampu melindungiku dan dapat memarahi laki-laki yang melecehkanku.
Tuhan aku rindu akan keluarga kecil yang sakinah mawadah dan warahmah.
Ingin sekali kutebus kesalahanku di masa lalu yang gagal menjalani kehidupan rumah tanggaku.
Izinkan aku untuk sekali lagi menjadi istri yang baik Tuhan. Aku ingin menjalani hidup yang normal layaknya orang lain.
Aku ingin bangun pagi dan membangunkan imamku setiap hari untuk melakukan solat subuh berjamaah. Memasak dan membuatkan bekal makan untuk anak dan imamku.
Berlibur bersama keluarga kecil di akhir pekan..semua itu belum pernah aku rasakan saat dulu berumah tangga..
Maka izinkan aku Tuhan untuk memperbaiki semuanya.
Aku butuh penopang hidupku..aku butuh sandaran ketika aku mulai lelah.
Namun apabila Engkau tidak berkenan maka berilah kekuatan lebih untuk aku menjadi semakin sabar dan tak mudah menangis.
Aku hanyalah makhluk kecil tak berdaya atas kehendakMu Tuhan.
Aku menyerahkan segala kehidupanku padaMu.
Aku akan mencoba ikhlas menjalaninya.
Engkau pasti akan bukakan jalan untukku menuju hidup yang bahagia dan penuh berkah.
Aku percaya padaMu.
Karena Engkau Maha Segala-galanya.