Hari ini kembali aku menghadapi fase dimana harus mengingat kenangan-kenangan itu. Dan kini dia sudah berbahagia dengan pilihannya tanpa menoleh maupun melirik masa lalu yang ditinggalkan. Bertahun-tahun aku bertahan dengan keadaan seperti ini, selalu setia dengan hati terluka karena ditinggalkan. Aku mungkin bisa bertahan dan selalu mencoba untuk melupakan walaupun itu sulit, namun bagaimana dengan anakku? Bagaimana dia bisa melalui masa kanak-kanak tanpa seorang ayah yang selalu dirindukannya? Tuhan, inikah keadilan untuk kami? Maafkan aku yang mempertanyakan hal itu, karena aku tak mau anakku merasa diabaikan apalagi oleh ayah kandungnya sendiri. Mungkin saat ini psikis anakku sudah rusak dengan keadaan yang terpecah belah seperti ini, namun apa daya semuanya sudah terjadi. Seandainya waktu bisa diputar kembali aku ingin memperbaikinya. Sesal hanyalah sebuah sesal yang tak bisa dihilangkan, tapi coba ikhlaskan. Ya, hanya bisa ikhlaskan apa yang sudah menjadi penyesalan. Aku tak apa ditinggalkan, aku tak apa disisihkan dan tak diperdulikan lagi. Tapi mohon untuk tak mengabaikan anakku. Semua sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur yang tak mungkin akan kembali seperti sedia kala, ikhlas dan benar-benar harus ikhlas. Akhirnya pada tanggal 23 September 2017, dia sudah resmi menikahi perempuannya itu. Dia perempuan yang secara sengaja tak sengaja merebut suamiku. Seorang janda muda beranak satu sudah mengambil alih hati suamiku dan ayah dari anakku. Kini anakku hanya bisa mengingat sosok ayah yang selalu mengobral janji untuk menemuinya, namun sampai saat ini janji hanyalah tinggal janji, anakku memendam rindu itu dengan amarah yang menjadikannya berontak padaku dan pada kedua orang tuaku.
Nak, bisakah kamu bersabar sebentar lagi untuk aku sebagai ibumu mendampingi, menemani dan mendidikmu dengan benar? Sabarlah sedikit lagi, bunda sedang memperjuangkan masa depan untuk kita agar tak diremehkan dan dicibir oleh mereka yang tak menyukai kita. Tetap semangat untuk hal yang baik, walaupun ada banyak waktu yang harus dikorbankan untuk kita bisa bersama, namun sedikit lagi waktu yang aku minta anakku, untuk aku bisa membahagiakanmu tanpa sosok seorang ayah bagimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar