Anggur? Melon? Jeruk? Nano Nano?
Entahlah rasa apa itu. Rasa yang muncul tiba-tiba dan tak diharapkan.
Rasa yang awalnya membahagiakan namun menyiksa yang kemudian pasti akan membuat sakit.
Apakah ini memang rasa itu?
Rasa dimana dapat membuatku jatuh tersungkur?
Rasa dimana aku merasakan luka bertahun-tahun?
Harus aku buang jauh-jauh.
Harus aku tepis hingga terpental menghilang.
Tapi dengan begitu apakah aku akan menjadi lebih baik?
Apakah aku masih bisa memilih untuk tak merasakan apapun namun tetap dengan perasaan tak kesepian?
Hari ini ada seseorang yang tanpa basa basi mengajakku untuk menjalin hubungan yang serius.
Berawal dari pertemuan di tempat training salah satu perusahaan yang sedang aku coba masuk didalamnya saat ini.
Laki-laki dewasa duda beranak 1 yang ditinggal wafat istrinya.
Awalnya mungkin aku pun ada sedikit berharap agar dapat lebih dekat dengannya.
Awalnya aku tak jujur atas statusku, namun ketika mengetahui status dia akhirnya akupun berkata jujur dan kembali sedikit berharap mungkin ini jodohku.
Karena ketika awal bertemu responnya baik terhadapku, namun aku tak mau berbesar hati dulu, mungkin saja memang dia orangnya baik dan perhatian ke semua orang.
Lagi, meskipun begitu aku sedikit berharap mengingat dia sudah dewasa dan memiliki pekerjaan yang cukup bagus serta memiliki anak yang seumuran dengan anakku.
Sip, cocok bukan?
Akhirnya hari ini dia melakukan pendekatan terhadapku dengan chat dan telepon.
Senang? Bukannya ini yang diharapkan sebelumnya? Tapi entahlah, tiba-tiba aku jadi mati rasa.
Sampai pada akhirnya dia mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya yaitu ingin mengenal keluargaku dan mengajakku untuk serius, tapi entahlah aku malah menolaknya langsung tanpa basa basi. Bukankah awalnya aku berharap?
Rasa itu sudah mati. Aku tak tahu diotakku dipenuhi pikiran yang sebenarnya tak perlu aku pikirkan.
Ada sosok laki-laki lain yang ada dipikiranku.
Entahlah ini rasa itu atau bukan, yang pasti aku tak bisa mengharapkannya.
Aku masih punya cita-cita yang harus digapai.
Aku belum siap untuk menjalin hubungan dengan laki-laki.
Aku masih merasa tak pantas untuk mengkhayalkan hal itu.
Aku terkadang merasa kesepian, aku butuh seseorang untuk mengingatkan, menemani serta melindungiku, namun aku takut.
Aku takut tak bisa mengontrol emosiku yang suka curigaan, cemburuan, negative thingking. Aku takut melakukan hal bodoh yang merugikan orang lain yang pada akhirnya dia akan menjauhiku seperti yang sebelumnya. AAAhhhhhh, Shhiiiittttt!!!!!
Jumat, 10 November 2017
Jumat, 03 November 2017
Sore itu
Senja mulai beranjak, sore itu seperti biasa kakiku melangkah pasti menuju tempat yang selalu dituju. Terburu-buru aku setengah berlari dari halte bis menuju tempat tujuan itu. Lelah, padahal aku tak mengerjakan apapun pada hari itu. Entah kenapa hari demi hari aku dirundung rasa malas yang berlebih. Namun ketika langkah mulai goyah dan semangat melemah, aku melihat sebuah karung besar yang berusaha diangkat oleh seseorang. Saking besarnya karung itu sampai menutupi orang yang mencoba untuk mengangkatnya, aku melihat dari belakang dan mencoba ingin membantunya namun pada akhirnya karung itu sudah terangkat dan orang tersebut mulai melangkah maju. Aku terburu-buru akan tetapi penasaran dengan orang itu dan astaga,, ternyata itu ibu-ibu tua renta yang sedang membawa hasil mulungnya di hari itu. Tuhan, aku tak tega melihatnya namun apa yang bisa aku perbuat, aku terburu-buru pada saat itu dan hanya sempat memotretnya sekilas untuk penyemangat dalam menjalani keseharianku. Aku hanya bisa mendoakan semoga ibu itu selalu diberikan berkah dan kesehatan serta kebahagiaan yang berlimpah kelak. Tak habis pikir di jaman modern ini dimana kesadaran yang lebih muda untuk tidak membiarkan ibu-ibu tua renta bekerja mengais rezekinya sendiri menjadi seorang pemulung. Amat sangat disayangkan pada saat itu aku tak bisa membantunya dan bercakap-cakap dengannya. Aaaahhh,,, seandainya waktu bisa diulang kembali! Sampai saat ini masih terbayang sosok tua renta itu, dengan tubuh yang kurus dan kecil tapi masih sanggup memikul beban yang berat. Bukan hanya barangnya yang berat, namun hidupnya... Ya Tuhan, kemana anak-anaknya? Apakah beliau masih memiliki sanak saudara? mungkin di Ibukota ini banyak yang seperti itu dan bahkan ada yang lebih dari itu, namun aku baru bertemu pada saat itu, saat dimana aku harus mengejar waktu untuk mendapatkan nilaiku. Aaaaahhhh... lagi aku bertindak egois. Semoga aku dapat dipertemukan kembali dengan wanita hebat itu, wanita yang tak kenal lelah untuk mengarungi kehidupan yang mungkin kurang adil untuknya. Aku doakan, sehat selalu dan panjang umur ya Bu. Ibu hebat masih kuat mengangkat beban itu. Tugasku tak seberapa apabila dibandingkan dengan tugas muliamu itu, kamu HEBAT!
Rabu, 01 November 2017
Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Saat ini dan pada detik ini aku kembali melemah, kembali kaki ini mulai lelah melangkah, lelah dengan jengah dan lelah dengan kesendirian. Lagi dan lagi aku gagal melamar pekerjaan. Mereka tak bisa menerimaku yang mungkin aku bukan standar yang bagus menurut mereka. Mulai dari yang jauh sampai yang terdekat dan dari perusahaan yang besar hingga perusahaan kecil sekalipun tak ada yang tertarik dengan apa yang aku sampaikan pada saat interview. Tuhan, susah sekali aku mendapatkan pekerjaan. Apakah ini hukuman atas aku yang sebelumnya sudah berlaku sombong pada seseorang yang aku anggap rival? Apa aku salah ingin lebih sukses dan lebih baik daripada dia? Tuhan, hentikan rasa benci ini yang sampai detik ini masih menghantui perasaanku. Hal ini yang menghambat aku untuk bisa melangkah maju, otakku penuh khayal dan dendam. Belum ada keikhlasan untuk aku melangkah. Aku lelah dengan kesendirian, aku butuh anakku, aku butuh kebersamaan dengan anakku.
Apakah aku salah langkah?
Apakah aku egois disini sendiri lari dari semuanya?
Apakah aku egois dengan meninggalkan anakku?
Aku ingin anakku disini, aku ingin ditemani dengan kebawelannya.
Aku rindu.................................................................................!!!!!!!
Tapi aku harus kuat, aku tak boleh rapuh.
Aku masih punya tangan dan kaki yang bisa kuandalkan.
Aku masih punya kesehatan yang bisa membantu untuk beraktivitas.
Aku harus selalu mampu berdiri diatas kakiku sendiri.
Aku harus bisa menjadi seseorang yang bisa diandalkan oleh anakku, atau bahkan orang lain.
Biarlah orang lain menganggapku tak berguna ataupun yah mungkin memang aku bukan siapa-siapa.
Tapi Tuhan, kapan aku bisa membuat bangga kedua orangtuaku?
Aku butuh support, aku butuh dorongan untuk bisa melangkah lagi.
Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi aku bisa berbuat sesuatu yang berguna karena entahlah umurku sampai kapan. Come on Des,, sampai kapan kamu bermalas-malasan???
Cepat dan harus bergerak cepat, jangan hanya cuma mengeluh, nangis, mengeluh dan nangis lagi!!!
Buktikan pada dunia, walaupun kamu tak cantik secantik orang lain dan tak setinggi tingginya orang lain serta tak selangsing langsingnya orang lain, tapi kamu istimewa, jadikan semangatmu melebihi orang lain. Keep spiriiiiiiiittttt DESYYYYYYY!!!!!!!
Langganan:
Komentar (Atom)
