Jumat, 10 November 2017

Rasa

Anggur? Melon? Jeruk? Nano Nano?
Entahlah rasa apa itu. Rasa yang muncul tiba-tiba dan tak diharapkan.
Rasa yang awalnya membahagiakan namun menyiksa yang kemudian pasti akan membuat sakit.
Apakah ini memang rasa itu?
Rasa dimana dapat membuatku jatuh tersungkur?
Rasa dimana aku merasakan luka bertahun-tahun?
Harus aku buang jauh-jauh.
Harus aku tepis hingga terpental menghilang.
Tapi dengan begitu apakah aku akan menjadi lebih baik?
Apakah aku masih bisa memilih untuk tak merasakan apapun namun tetap dengan perasaan tak kesepian?
Hari ini ada seseorang yang tanpa basa basi mengajakku untuk menjalin hubungan yang serius.
Berawal dari pertemuan di tempat training salah satu perusahaan yang sedang aku coba masuk didalamnya saat ini.
Laki-laki dewasa duda beranak 1 yang ditinggal wafat istrinya.
Awalnya mungkin aku pun ada sedikit berharap agar dapat lebih dekat dengannya.
Awalnya aku tak jujur atas statusku, namun ketika mengetahui status dia akhirnya akupun berkata jujur dan kembali sedikit berharap mungkin ini jodohku.
Karena ketika awal bertemu responnya baik terhadapku, namun aku tak mau berbesar hati dulu, mungkin saja memang dia orangnya baik dan perhatian ke semua orang.
Lagi, meskipun begitu aku sedikit berharap mengingat dia sudah dewasa dan memiliki pekerjaan yang cukup bagus serta memiliki anak yang seumuran dengan anakku.
Sip, cocok bukan?
Akhirnya hari ini dia melakukan pendekatan terhadapku dengan chat dan telepon.
Senang? Bukannya ini yang diharapkan sebelumnya? Tapi entahlah, tiba-tiba aku jadi mati rasa.
Sampai pada akhirnya dia mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya yaitu ingin mengenal keluargaku dan mengajakku untuk serius, tapi entahlah aku malah menolaknya langsung tanpa basa basi. Bukankah awalnya aku berharap?
Rasa itu sudah mati. Aku tak tahu diotakku dipenuhi pikiran yang sebenarnya tak perlu aku pikirkan.
Ada sosok laki-laki lain yang ada dipikiranku.
Entahlah ini rasa itu atau bukan, yang pasti aku tak bisa mengharapkannya.
Aku masih punya cita-cita yang harus digapai.
Aku belum siap untuk menjalin hubungan dengan laki-laki.
Aku masih merasa tak pantas untuk mengkhayalkan hal itu.
Aku terkadang merasa kesepian, aku butuh seseorang untuk mengingatkan, menemani serta melindungiku, namun aku takut.
Aku takut tak bisa mengontrol emosiku yang suka curigaan, cemburuan, negative thingking. Aku takut melakukan hal bodoh yang merugikan orang lain yang pada akhirnya dia akan menjauhiku seperti yang sebelumnya. AAAhhhhhh, Shhiiiittttt!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar