Sabtu, 19 September 2015

Flashback

Untuk apa mengenang masa lalu apabila dapat membuka luka lama.
Awalnya akupun berpendapat seperti itu.
Namun semakin kita berusaha melupakan justru itu akan semakin mengingatnya.
Biarkan, biarkan saja semuanya kita kenang bukan untuk menjadi semakin meratapi. Justru itu akan menjadi penguat untuk dapat lebih yakin kalau kita mampu bertahan dan bangkit dari keterpurukan masa lalu.
Masa muda yang seharusnya menjadi masa menyenangkan menghabiskan waktu bersama kawan, sahabat dan menikmati masa eksplorasi dengan mengenal banyak orang, aku terjebak dengan sebuah pernikahan.
Aku bagai terpenjara disebuah sangkar..bukan emas tapi plastik.
Karena pernikahan itu membawaku pada penderitaan dan semuanya palsu seperti barang imitasi. Terlihat baik, tapi sebenarnya buruk dan tak awet.
Sampai akhirnya akupun berpisah dengan perasaan benci, dongkol, kesal dan penuh dendam. Bukan dengan cara yang baik-baik, karena mungkin pada dasarnya perceraian adalah sebuah musibah yang jauh dari kata baik-baik saja. Berangsur-angsur waktu pun berlalu, sepenuhnya aku dapat melupakan semua masa laluku? Tidak, sama sekali aku tak lupa! Namun pada saat ini dendamku berangsur menipis.
Semakin aku mengingatnya, semakin aku yakin hanya Allah lah yang selalu setia menyayangiku. Hanya Allah lah yang setiap saat menjaga dan mencintaiku tanpa memandang aku cantik atau tidak.
Allah lebih mencintaiku sehingga tak dibiarkannya aku berlama-lama menjadi pendamping yang selalu menyakitiku.
Dia hanya ciptaanNya yang hanya mampu bilang cinta atau sayang namun memperlakukan aku bukan dengan kasih sayang. Tuhan lebih sayang aku dengan membiarkan aku sendiri dan merenungkan betapa beruntungnya aku saat ini.
Entah jadi apa apabila aku tetap bertahan dengan makhluk yang tidak menunjukkan menyayangi Tuhannya.
Aku memang sakit hati, aku memang dendam karena merasa ketulusan dan kesetiaanku dibalasnya dengan pengkhianatan. Aku sempat berontak dan berlaku kasar, tapi ya Allah..betapa malunya aku padaMu. Melakukan hal yang tidak baik dan Engkau larang itu sungguh memalukan dan aku sesalkan. Ampuni aku.
Aku berpikiran pendek saat itu, dan tak menyadari betapa banyaknya hikmah dari kejadian yang Engkau tunjukkan padaku.
Aku pernah bersumpah tak mau memiliki pendamping lagi, karena aku tak mau sakit hati dan kecewa untuk kesekian kalinya. Aku ingin membebaskan hati ini walaupun seringkali merasa kesepian.
Namun suatu ketika orangtuaku berkata ingin melihatku bahagia dengan seorang imam yang dapat menjaga aku dan anakku, karena tak selamanya mereka dapat mendampingiku. Aku merasa sedih apabila tak dapat membuat mereka senang melihatku bahagia disisa usianya.
Setiap kali bertemu mereka, aku selalu berusaha terlihat bahagia. Tapi tetap saja orangtua memiliki feeling yang kuat terhadap anaknya. Dari situ akupun mulai berharap kembali dapat menemukan jodoh yang bisa menerima aku dan keluargaku apa adanya.
Mungkin sudah tak sepantasnya aku memimpikan seorang pangeran baik hati yang akan menjadi penuntunku menuju surgaNya. Namun aku percaya Allah akan merencanakan hal indah diluar dugaanku asalkan aku yakin dengan diri sendiri untuk dapat memperbaiki diri.
Aku berusaha semampuku menjadi orang baik, berusaha meredam emosi dan menjaga auratku agar tak tersentuh maupun terlihat oleh nafsu laki-laki.
Aku mulai berusaha menjaga kehormatanku karenaMu ya Allah.
Aku menyerahkan seluruh hidupku hanya untukMu. Mendapatkan pendamping kemudian yang akan menyayangiku itu hadiah terindah dari ketaanku untukMu.
Insya Allah.
Aku mencoba ikhlas saat ini, aku tawakal padaMu.
Selalu ku ucap doa agar hidup aku dan keluargaku menjadi baik.
Memang banyak dosa yang telah kuperbuat, tapi Engkau Maha pengampun atas doa semua umat. Dan aku yakin Allah akan tetap membuat hidupku menjadi baik walaupun entahlah Dia mengampuniku atau tidak. Wallahualam.
Kamu yang disana pasti membaca ini.
Walaupun kamu sudah mengabaikanku, tapi aku tahu kalau kamu masih melihatku dari sana lewat entahlah itu dari sosial media atau apalah itu. Yang pasti kamu masih memiliki kepedulian terhadapku. Dan di lubuk hatimu yang terdalam, aku tahu kalau kamu masih menyayangiku walaupun sudah ada orang lain disampingmu yang telah membuatmu lebih bahagia dibanding ketika kamu masih bersamaku.
Aku memaafkanmu, dan semoga kamupun memaafkanku.
Aku tak mau hidup dalam penuh kebencian maupun dendam.
Semoga Allah memaafkan kita semua, memaafkan aku, kamu dan dia.

Minggu, 13 September 2015

Kirania Cintya

Nama yang indah bukan..
Kirania..baru dengar aku nama itu..
Nama yang diberikan mantan mertua untuk anakku.
Cintya..apa artinya itu?
Mungkinkah mengambil dari kata Cinta?
Cinta yang harus berakhir ditengah jalan.
Malam ini 21.55 aku berada ditempat peristirahatan menuju balik ke ibukota.
Kembali beraktivitas dan menjalani kehidupan bersama orang-orang asing yang sampai saat ini belum benar-benar aku kenal.
Bagaimana perasaanku saat ini?
Tak enak..benar-benar membuatku ingin menangis tapi tertahan karena aku tak boleh menangis.
Lucu sekali tadi siang, anakku Kirania Cintya memberiku sebuah surat yang mengatakan kalau dia sayang terhadapku.
Aku harap itu benar-benar tulus dituliskannya untukku walaupun ujung-ujungnya minta dibelikan barang yang diinginkannya.
Oh..anakku Kirania Cintya, lucu sekali kamu.
Begitu menggemaskan namun terkadang menjengkelkan dan seringkali aku dibuat kesal olehnya.
Tapi ya Tuhan, aku amat sangat menyayanginya dan tak tega untuk meninggalkannya.
Seperti sekarang ini, aku harus kembali meninggalkannya.
Hal yang secara berulang aku lakukan, kembali meninggalkan seorang anak yang perlu aku jaga, aku asuh dan aku ayomi.
Maafkan bunda sayang harus terhenti mengajarimu ketika kamu harus menyelesaikan PR, dan berhenti membantumu ketika kamu harus menghafal doa sebelum dan setelah makan malam ini.
Maafkan bunda sayang.
Tingkahmu yang seringkali terlihat konyol dan menghibur sungguh selalu aku rindukan.
Kata-katanya yang seperti orang dewasa kadang membuatku tertawa sendiri.
Dan ketika teringat kamu terabaikan, tak ada yang mengurusmu selayaknya dengan seorang ibu, tak ada yang mengajari ini dan itu, seringkali aku menangis dibuatnya.
Doakan bunda ya sayang,
Semoga Tuhan memberiku rezeki untuk dekat dengan kamu.
Kasihan kamu nak, dari bayi sudah aku tinggalkan. Maafkan bunda.
Bunda selalu sayang kamu, mengasihi kamu dan selalu merindukanmu.
Percaya kalau bunda selalu meninggalkanmu bukan bermaksud menginginkan jauh darimu.
Miris ketika mendengar pernyataannya kalau aku terlalu sebentar untuk berada disampingnya.
Semoga tak lama lagi aku akan selalu mendampingimu.
Aku sedang berusaha.
Aku akan berusaha agar dekat dengan kamu Kirania Cintya.
Maafkan bunda di usia yang masih belia, kamu harus menerima pengabaian dari kedua orang tua kandungmu.
Sabarlah, sebentar lagi semua itu akan berlalu.
Bunda janji akan selalu menjaga dan mendampingimu sepanjang hayatku sampai kamu terlihat bahagia dan tak perlu aku, disitulah aku siap meninggalkanmu.
Kirania Cintya.

Selasa, 08 September 2015

Ibu

Tak berani aku mendefinisikan kata ibu.
Yang pasti ibu bagiku sumber kehidupan, karena tak ada ibu maka kita tak akan lahir dan hidup.
Ibu adalah manusia paling kuat walaupun seringkali terlihat lemah.
Dengan kekuatannya ibu berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan kita.
Dengan kekuatannya selalu berusaha mengurus kita anaknya dan juga harus mengurus suaminya dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Hebatkah seorang ibu?
Tentu saja.
Apalagi setelah kita menjadi seorang ibu dan dapat merasakan bagaimana menjadi seorang ibu.
Sampai sekarang disaat usia anakku sudah menginjak tujuh tahun, aku masih belum percaya kalau aku seorang ibu.
Ibu yang seharusnya selalu menjaga anaknya setiap hari 24 jam, membangunkannya setiap pagi dan membuatkannya sarapan.
Mengantarnya ke sekolah dan menjemputnya, menyuruh berganti pakaian dan makan siang, selalu mencuci dan merapikan pakaiannya, membersihkan badan hingga memotong kukunya. Menemaninya dan selalu mengingatkannya untuk mengerjakan PR,
Mengajarinya untuk mengaji setiap sore, menjadi imam untuk sholat lima waktu.
Aku tak melakukan semua itu.
Semuanya hanya harapan disaat aku belum menjadi seorang ibu.
Kini setelah aku menjalani peran itu, tak ada yang bisa aku lakukan selain membelikan barang-barang yang dia mau.
Aku tahu bukan itu yang dia inginkan, aku tahu barang-barang yang dia inginkan hanya memuaskannya untuk sesaat.
Aku tahu bahwa anakku tidak membutuhkan itu semua.
Dia butuh perhatian dan kasih sayang dari ibunya.
Tapi ya Tuhan..aku tak bisa memberikannya.
Aku disini harus mencari nafkah untuk masa depannya.
Aku jarang menelpon, bertemu pun hanya sebulan sekali dalam waktu 24 jam.
Bukannya aku tak sayang, kalaupun aku sering menelpon, yang ada aku semakin rapuh dan tak bersemangat untuk bekerja karena pasti aku sedih apabila setelah mendengar suaranya tak kuat ingin bertemu, dan ingin langsung memeluk serta menciuminya.
Setiap hari selalu merasakan kerinduan yang tak terhingga dan terkadang tak kuat menitikkan air mata.
Tuhan,,apakah aku seorang ibu?
Beruntung buat mereka yang selalu setiap saat bersama anaknya.
Tahu perkembangan anaknya setiap hari, sedangkan aku tidak.

Minggu, 30 Agustus 2015

Rumah

Banyak yang bilang rumahku istanaku.
Setuju?
Yup, rumah adalah satu-satunya tempat yang bisa membuat kita nyaman, diakui, dianggap dan tempat dimana kita menjadi diri sendiri.
Dan rumahku...aku tak tahu rumahku dimana.
Rumah orang tuaku?
Bukan..itu bukan rumahku karena itu rumah orang tuaku dan aku merasa nyaman? Diakui? Bebas menjadi diri sendiri? Tidak!
Rumahku adalah tempat dimana aku berpijak sendiri..menempati suatu ruang berpetak ukuran kecil..dimana aku bisa bebas melakukan apa yang aku mau..bebas menjadi diri sendiri.
Tapi sayang, dimana tempatku berpijak saat ini hanyalah tempat sementara dan bukan milikku.
Aku hanya pendatang.
Aku hanya penghuni yang harus membayar sewa setiap bulannya.
Jadi apakah aku punya rumah?
Belum..aku tak mau menjawab tidak karena suatu saat nanti aku pasti akan punya rumah sendiri yang nyaman..yang tenang..dapat ditata sesuka hati.
Rumahku bersama anakku.
Sabar..semua pasti ada waktunya.
Dari dulu masih punya pasangan sampai sekarang sudah menjadi single mom..aku tak tahu tujuan akhir badan ini dapat istirahat dimana.
Sering berpindah-pindah dari satu petak kamar ke kamar lain..beda rumah beda kota..sudah sering aku alami..selalu berpindah-pindah dan beranggapan aku memang belum punya tempat nyaman untuk berteduh.
Rumah dimana tempat aku dilahirkan pun..entahlah..aku tak betah disana.
Rumah..adakah rumah lain yang bisa membuatku nyaman?
Tak lepas dari persinggahan abadi..tempat yang kekal hanya rumah masa depan.
Tuhan..izinkan aku merasakan nyamannya tinggal dirumah sendiri selama hidup di dunia sebelum aku harus menempati persinggahan terakhir yang Engkau siap sediakan untukku dikemudian waktu.

Rabu, 19 Agustus 2015

Catatan untuk Tuhan

Entah dari mana aku harus memulai..
Banyak hal yang ingin aku utarakan padaMu Tuhan.
Aku hanya punya Engkau sebagai pendengarku..
Aku hanya punya Engkau sebagai pelindungku..
Dan aku hanya punya Engkau yang mengerti keadaan dan selalu menyayangiku.
Tuhan..berdosakah aku memiliki banyak pertanyaan untukMu?
Berdosakah apabila aku ingin berkeluh kesah padaMu??
Entah mengapa aku sudah tak bisa mempercayai makhluk sesama seperti aku.
Aku merasa sendiri dan benar-benar hanya bisa mengadu akan keluh kesahku padaMu..hanya padaMu.
Salahkah aku Tuhan kalau sering menghempaskan nafas berat ini sebagai tanda mengeluh?
Kuatkan aku..lindungi aku dengan Maha Keperkasaan dan Maha Hebatnya Engkau.
Aku ingin berlindung padaMu disaat kaki ini lelah menopang berat badanku yang mulai goyah..
Aku ingin berlindung padaMu dsaat tangan ini sudah tak mampu menepis kejahatan disekitarku.
Tuhan..hinakah aku menjadi seorang janda?
Apakah menjadi seorang janda itu salah?
Mengapa Engkau mengantarkanku pada nasib seperti ini Tuhan?
Semua orang menganggapku remeh..terutama banyak laki-laki menganggapku gampangan dan mereka tak segan-segan mengutarakan kemauannya.
Serendah itukah menjadi seorang janda?
Maafkan aku Tuhan..aku sadar ini hukuman dariMu atas dosa besar yang tak termaafkan di masa lalu.
Inikah balasannya..ditinggalkan dan direndahkan banyak orang.
Mungkin aku sedikit tak peduli akan semua hal ini. Tapi yang aku pedulikan bagaimana nasib anakku? Bagaimana orang-orang memandang anak yang lahir dengan cara seperti itu?
Adakah keluarga baik-baik yang akan menerima dia baik-baik pula sebagai menantunya?
Semoga nasib anakku jauh lebih baik dari aku ibunya.
Tak banyak yang kupinta Tuhan..aku hanya ingin membahagiakan anakku dengan tanganku sendiri..aku ingin giat mengais rezeki halal dariMu untuk anakku. Agar aku dapat menyekolahkannya hingga tingkat tertinggi dan sampai orang-orang dapat menyeganinya sebagai orang sukses tanpa dipandang sebelah mata.
Anakku perempuan..jangan sampai dia seperti aku Tuhan..aku tak tahu nanti nasibnya seperti apa..tapi aku yakin Engkau akan menggariskan nasib yang baik untuk anakku.
Inilah..hanya inilah doa yang selalu aku panjatkan padaMu Tuhan.
Jujur..tak mudah aku menjalani ini semua. Menjadi janda itu memang amatlah hina.
Tahukah kamu Tuhan..setiap laki-laki yang mendekatiku tak segan-segan dan tanpa rasa malu meminta sesuatu dariku..sehina itukah seorang janda dipandang?
Mungkin memang salah aku..tak ada ikan tak ada makanan untuk kucing..dan ada ikan kucing akan mengeong dan melahapnya. Aku mungkin sedikit memancing mereka..tapi bukan itu yang aku mau..aku merasa terhina..aku sakit hati Tuhan.
Ketika mantan suamiku rela melepasku..dia dengan entengnya berkata silahkan menikah lagi dan anak bakal diurus sama dia.
Tak semudah itu..walaupun suatu saat nanti ada laki-laki yang mau menjalin hubungan denganku belum tentu keluarganya setuju meskipun aku tidak harus kerepotan dengan membawa anakku.
Janda tetaplah janda seperti barang bekas yang tak bisa kembali utuh.
Barang bekas yang sudah murah dan kalau laku pun itu sudah bersyukur.
Selalu dan pasti dianggap remeh.
Apalagi semua orang sekarang memandang janda lebih ke hal-hal yang negatif.
Seperti inikah Tuhan..kaum perempuan banyak yang tertindas.
Apakah ini kodrat perempuan..harus lebih lemah daripada laki-laki??
Muliakan kami Tuhan..perempuanlah yang lebih banyak berjuang untuk kehidupan.
Perempuan dapat menggunakan kelembutan untuk mengasuh anak-anaknya..menggunakan kekuatan untuk melahirkan..lebih sehat untuk terjaga setiap malam menyusui anaknya.
Begitu penuh perjuangan seorang perempuan untuk melakukan segala hal..maka muliakanlah kami Tuhan.
Perempuan memang lemah dalam menghadapi laki-laki..tapi banyak hal yang dapat perempuan lakukan daripada laki-laki.
Namun seringkali apa yang dilakukan perempuan semuanya serba salah.
Seperti aku dulu yang menjadi seorang istri dan seorang ibu sekaligus seorang mahasiswi..serba bingung apa yang harus lebih diprioritaskan sehingga aku akhirnya harus kehilangan seorang suami.
Maafkan aku Tuhan..aku telah gagal mencapai surgaMu lewat pengabdian kepada seorang suami.
Aku tak dapat menjaga suamiku dengan baik sehingga dia pun berpaling kepada perempuan yang jauh lebih baik daripada aku.
Rumit..tak tahu apa yang harus aku lakukan dulu ketika menjadi seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu..semuanya serba mendadak terjadi begitu saja aku harus menjalaninya.
Tuhan..kalau waktu dapat diputar kembali..aku ingin sekali memperbaiki semuanya.
Aku rela dipukul..aku rela dibentak..aku rela setiap hari dijadikannya sebagai seorang budak untuk mengejar ridhoMu Tuhan. Dan aku cukup mampu bertahan selama 4 tahun dengan keadaan seperti itu. Aku bertahan demi anakku dan demi ibadahku untuk menebus dosa besarku di masa lalu.
Dan sampai akhirnya aku tak tahan dia memilih perempuan lain..dan menyisihkan aku yang sudah tak berguna.
Sakit Tuhan..sampai sekarang sudah bertahun-tahun lamanya rasa sakitku belum hilang.
Aku masih belum bisa terima dari dampak aku menjadi seorang janda.
Aku sudah dilecehkan Tuhan..ampuni aku.
Aku hanya perempuan tak berdaya dan tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyikapi ini semua.
Tak ada lagi yang melindungiku..tak ada lagi yang mengkhawatirkan aku dan memperhatikan aku.
Aku terjebak dalam kebebasanku sendiri.
Maafkan..ampuni aku Tuhan.
Walaupun begini..aku mencoba untuk bangkit dan tak lagi berputus asa.
Berikan aku kekuatan kepada tangan dan kakiku ini Tuhan.
Tunjukkanlah jalanMu yang lurus dan benar.
Aku tak mau hidup terus menerus dilecehkan dan selalu berbuat dosa.
Aku ingin hidup dengan baik Tuhan.
Kini auratku telah aku tutup. Aku takut akan azabMu kemudian.
Entah dosaku dapat tertebus atau tidak..yang jelas kini aku ingin hidup dengan baik dan normal.
Aku tak peduli dengan jodohku kemudian..aku memang berharap dapat mengabdi lagi terhadap seorang imam yang mampu membimbingku..tapi apabila Engkau tak mengizinkan akupun ikhlas Tuhan.
Tapi bolehkah aku mengutarakan apa impianku ke depan?
Walaupun aku tak tahu lagi umurku sampai kapan, tapi aku masih memiliki impian untuk menjalani masa depanku.
Aku ingin hidup sukses..dan sukses dalam kamusku bukan berarti harus kaya..tapi sukses dalam mencapai kebahagiaan mutlak..bahagia dapat membahagiakan anak dan kedua orangtuaku.
Masih bolehkah Tuhan aku memimpikan seorang imam yang baik untukku?
Aku rindu sekali sosok kuat yang mampu melindungiku dan dapat memarahi laki-laki yang melecehkanku.
Tuhan aku rindu akan keluarga kecil yang sakinah mawadah dan warahmah.
Ingin sekali kutebus kesalahanku di masa lalu yang gagal menjalani kehidupan rumah tanggaku.
Izinkan aku untuk sekali lagi menjadi istri yang baik Tuhan. Aku ingin menjalani hidup yang normal layaknya orang lain.
Aku ingin bangun pagi dan membangunkan imamku setiap hari untuk melakukan solat subuh berjamaah. Memasak dan membuatkan bekal makan untuk anak dan imamku.
Berlibur bersama keluarga kecil di akhir pekan..semua itu belum pernah aku rasakan saat dulu berumah tangga..
Maka izinkan aku Tuhan untuk memperbaiki semuanya.
Aku butuh penopang hidupku..aku butuh sandaran ketika aku mulai lelah.
Namun apabila Engkau tidak berkenan maka berilah kekuatan lebih untuk aku menjadi semakin sabar dan tak mudah menangis.
Aku hanyalah makhluk kecil tak berdaya atas kehendakMu Tuhan.
Aku menyerahkan segala kehidupanku padaMu.
Aku akan mencoba ikhlas menjalaninya.
Engkau pasti akan bukakan jalan untukku menuju hidup yang bahagia dan penuh berkah.
Aku percaya padaMu.
Karena Engkau Maha Segala-galanya.

Sabtu, 04 Juli 2015

4 Juli 2015

Senang..
Sedih..
Dan haru bercampur rasa sore hari itu..
Hari dimana anakku berulang tahun yang ke 7 tahun..
Selamat ya nak.. tak cukup kata - kata untuk mendoakanmu..
Benar-benar perjuangan sebelum hari itu tiba..
Sebelumnya dikantor aku banyak sekali pekerjaan yg tak bisa ditunda.. harus bolak-balik dari lantai dasar ke lantai 3 dengan naik turun tangga.. lelahkah? Itu pasti karena saat itu akupun sedang berpuasa ditambah AC di ruangan dingin sekali sampai aku menggigil kedinginan dan akhirnya kepala pun berasa sakit.
Ahh.. benar-benar hari yang melelahkan saat itu ditambah dg ada masalah dalam pekerjaanku..lelah dan sangat lelah.
Tapi aku tak boleh menyerah.. setelah itu aku harus membeli kue ultah buat anakku.. aku tak boleh mengecewakannya..
Dengan kepala yang semakin sakit dan suhu tubuh yang semakin meninggi akhirnya aku pergi ke salah satu mall Yang tak terlalu jauh dari kantor dg menaiki busway yang padat berdesakkan..ya Tuhan.. badan serasa mau tumbang saat bergelantung berdiri di dalam bis yang penuh sesak..
Tapi aku harus kuat.. demi anakku!
Dan akupun harus gerak cepat memburu waktu travel yang entah kapan akan menjemput..
Akhirnya.. kue pun selesai.. Dan akupun pulang dengan perasaan yang tak karuan karena badan semakin panas..
Tuhan.. aku masih harus menempuh perjalanan Jakarta-Majalengka..pokoknya harus kuat.
Akhirnya sampai juga aku dirumah dengan waktu 4,5 jam lebih cepat dari biasanya karena lewat tol baru.. alhamdulillah akhirnya aku berhasil dengan membawa kue ultah anakku.
Namun apesnya aku niat kasih surprise..anak ku tak mau bangun.. padahal kue sudah aku siapkan bersama dengan nyala lilin.  Aku bangunkan anakku dan dia tetap tak mau bangun.
Aku dekatkan kue ke arahnya sambil menyanyikan lagu ulang tahun berharap dia bangun.. yang ada dia malah merengek dan tangannya.. ups!! Menghancurkan kue yang aku jaga baik-baik sepanjang perjalanan.
Hhhhh...anakku aku tak bisa marah karena ini hari spesial untuk anakku.
Karena kuenya sudah setengah hancur anakku pun nangis menyesalkan atas rusaknya kue yang seharusnya dia pamerkan di depan teman-teman yang dia undang dipesta ulang tahunnya.
Tak ada waktu untuk membeli kue lagi.. akhirnya kakeknya pun berinisiatif membuat kue ultah dari nasi kuning yang dibentuk sama kaya kue tart..terima kasih abah.. engkau benar-benar penyejuk suasana yang sudah tak nyaman menjadi sebuah cerita lucu dan menyenangkan hati cucunya.. terima kasih bapakku.
Sayang sekali aku tak banyak ikut berpartisipasi dalam persiapan pesta ultah anakku.. aku ambruk!
Aku hanya bisa tidur menahan rasa sakit dan lemas badanku.
Akhirnya aku pun diperiksa dokter dan harus segera minum obat. Padahal saat itu aku sudah berniat untuk puasa.. tapi anakku memberikan obat itu dan mengambilkanku minum.. ya Tuhan inikah anakku yang tak terasa sudah besar begitu perhatiannya padaku.. akhirnya akupun meminum obat itu agar aku cepat sembuh dan bisa bermain diwaktu yang sebentar ini dengannya. Setelah selesai minum obat.. anakku pun membawakanku makan dan menyuapiku..
Terharu.. kini anakku sudah besar.. sudah mengerti apa yang harus dia lakukan ketika ibunya sedang sakit.
Terima kasih Tuhan engkau titipkan seorang anak yang cantik dan baik hati ini. Moment yang tak pernah aku lupakan di hari kemarin. 4 Juli 2015 Di hari ulang tahun anakku yang ke 7 tahun.

Rabu, 24 Juni 2015

Keikhlasan yang Tertunda

Ikhlas..
Definisi ikhlas itu apa sih?
Yang aku tau ikhlas adalah sebuah kata yang gampang disebutkan namun sulit untuk dilakukan.
Itu menurut sudut pandangku.
Apabila berbicara mengenai ikhlas..akupun tak begitu paham.
Namun yang aku tau..dalam menjalani hidup ini kita perlu mengikhlaskan sesuatu yang bukan menjadi hak maupun milik Kita sendiri.
Tak ada yang aku miliki..semuanya bisa datang dan pergi begitu saja dalam kehidupanku..karena semuanya itu  bukan milikku.
Aku hanya mendapatkan titipan yang seharusnya aku jaga baik-baik.
Namun setelah Sang Pemilik melihatku sudah tak mampu untuk menjaganya..Dia akan kembali mengambil dan menitipkannya kepada yang lebih mampu  untuk menjaganya dengan baik.
Yah..disitulah aku harus mencoba ikhlas.
Membiarkan semuanya berjalan dengan takdir yang sudah Tuhan beri.
Ikhlas..dengan semua rasa kehilangan yang aku miliki.
Ikhlas..namun masih sering merasakan iri melihat kehidupan orang lain yang dapat menjaga sebuah titipan dengan baik. Sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan atas apa yang mereka tanam.
Yah..aku menanam bibit buruk, alhasil menumbuhkan sesuatu yang berdampak buruk pula pada kehidupanku.
Apa aku sudah ikhlas dalam menjalani semua ini?
Entahlah..
Aku hanyalah seorang yang terkadang merasa paling buruk namun terkadang bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri.
Saat ini aku bebas..
Saat ini aku dapat melakukan semua hal yang aku mau..
Saat ini aku tak terikat oleh apapun..
Haruskah aku merasa tak bersyukur lagi?
Ikhlas..namun masih belum mampu merelakan apa yang sudah menjadi milik sendiri..kini dimiliki orang lain..

Senin, 01 Juni 2015

Bye May

Bulan Mei sudah berakhir..
Bulan dimana aku banyak mengalami pengalaman baru yang amat sangat menyenangkan.
Terima kasih Tuhan.. Engkau izinkan aku untuk menikmati hidup.
Tak selamanya manusia hidup dalam keterpurukan dan adakalanya Tuhan memberikan hal Yang indah disaat kita benar-benar ikhlas menjalani segalanya.
Mei 2015 ini banyak hal indah yang tak terlupakan..mulai dari liburan bersama teman-teman baru dan bertemu sahabat lama..sampai yang paling aku banggakan adalah bisa mencapai puncak gunung tertinggi di bogor.
Terima kasih Tuhan.
Banyak pengalaman yang aku rasakan saat mendaki gunung bersama teman-teman dari Bandung.
Banyak hal pula yang aku dapat pelajari dari situ.
Mulai dari belajar sopan santun.. kekeluargaan..saling peduli satu sama lain..dan terpenting adalah belajar bersyukur atas nikmat Tuhan yang tiada tara.
Bersyukur aku berkesempatan dapat memandangi indahnya alam ciptaan yang Maha Kuasa.
seumur hidup tak mungkin kulupakan pengalaman ini.
Apabila diberi kesempatan kembali, ingin rasanya mencapai puncak gunung lain yang tak kalah indahnya.
Walaupun lelah dan kotor, tak peduli apabila sudah melihat keindahan pemandangan diatas sana.
Walaupun lelah dan kotor, tak terasa karena canda dan tawa bersama teman seperjuangan pada saat mendaki. 
Selain naik gunung, minggu berikutnya akupun bertemu kawan lama. Kawan yang sama-sama berjuang di bangku kuliah. Kawan yang dengan antusias menyemangati aku pada saat berputus asa. Terima kasih Rangers.
Bulan Mei, akhirnya untuk pertama kalinya naik kereta walaupun cuma dari Bogor ke Juanda.. 
Terima kasih Tuhan.. atas nikmatMu ini.
Bulan Mei yang awalnya aku anggap sebagai bulan sial, namun kali ini memberikan berkah yang tak terhingga. Terima kasih Mei..

Jumat, 22 Mei 2015

Surat dari Adikku

Kakakku yang baik,
Aku memperkirakan bahwa kamu sedang berada di tempat yang jauh ketika membaca surat ini. mungkin sedang bersama teman-teman dan orang-orang yang mendukungmu, atau mungkin dalam saat-saat senggang di antara hari-hari yang sibuk. apapun itu, aku senang bahwa kamu telah sekali lagi melangkah, pergi ke dunia yang jauh dan berbeda, dunia yang terasa jauh dari apa-apa yang kujalani saat ini.
Kamu akan terus dan terus melangkah, mengembangkan sayap impian dan pergi menantang cakrawala. kamu mungkin akan bertemu banyak orang-orang hebat, dan dengan demikian kamu akan terus berkembang dan menjadi salah satu dari mereka. kamu yang saat ini mungkin akan berubah, tapi kurasa hal tersebut bukanlah masalah. kamu adalah orang yang akan terus dan terus berkembang, sejauh impian dan kemauanmu yang mungkin tak terbatas.
Aku sangat senang melihat kamu yang seperti itu. kamu yang berusaha dan bekerja keras, pergi ke dunia yang berbeda dan terus berkembang. kamu yang selalu berada di depanku, dan mengajarkanku banyak hal tanpa banyak kata-kata. kamu yang tidak pernah menyerah, dan memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal dengan istimewa. dan kamu yang dengan demikian terlihat begitu mandiri.
Ada banyak hal yang membuatku harus mengucapkan terima kasih kepadamu. aku melihat kamu yang terus melangkah, dan untuk hal tersebut aku memutuskan untuk terus melangkah. Aku melihat kamu yang selalu berada di depanku, dan untuk hal tersebut aku ingin bisa berdiri sejajar denganmu, dan aku melihat kamu yang telah mengajarkanku banyak hal, dan untuk hal tersebut aku menginginkan untuk setidaknya bisa menyamai dirimu.
Tapi kadang, hal tersebut terasa menyakitkan untukku, tidak peduli sekeras apapun aku melangkah, kamu selalu berada di depanku. kamu yang selalu lebih hebat dariku, dan kamu yang selalu membuktikan bahwa apa-apa yang kamu capai tidak bisa dengan mudah kulakukan. kamu yang dengan demikian menjadi alasanku untuk terus melangkah, dan di saat yang sama kamu terus melangkah lebih cepat dan meninggalkan langkahku. untukku, hal itu sedikit menyakitkan bahwa aku tidak pernah bisa berdiri sejajar denganmu, dan bahwa kamu selalu berada di depanku.
Tapi, kamu tahu? aku sangat menyukai kamu yang seperti itu.
Aneh ya, bagaimana aku bisa mengatakan ini sementara menurutku itu adalah hal yang sedikit menyakitkan. dan aku tahu bahwa selama ini aku tidak pernah bisa berdiri sejajar denganmu dan kamu berada di sana, menjadi ‘Kakak’ yang selalu berada di depanku.
Tapi kurasa, dulu dan sekarang adalah hal yang berbeda.
Tapi kurasa, dulu dan sekarang adalah hal yang berbeda.
Sekarang ini, kamu mungkin sedang berada di tempat yang jauh, dan menjalani dunia yang berbeda. mungkin setelah ini kamu akan melakukan hal yang lain di tempat yang hebat dan mungkin tidak terbayangkan olehku, tapi kamu akan bekerja keras seperti kamu yang biasanya kulihat. dan kamu tidak akan menyerah, persis seperti kamu yang biasanya kuperhatikan untuk mengajarkanku banyak hal. terima kasih untuk selalu berada di depanku, terima kasih untuk membuatku terus melangkah, terima kasih untuk membaca surat ini, terima kasih untuk semuanya, dan maafkan aku untuk apa-apa yang tidak bisa kulakukan.
aku senang pernah bertemu denganmu. aku bangga akan kenangan tentangmu. dan aku bersyukur bahwa kamu pernah menjadi kakak untukku.
kurasa terlalu banyak kata-kata, tapi aku hanya akan mengatakan ini saja pada akhirnya.
maaf karena pada akhirnya aku tidak bisa memberikan apa-apa. terima kasih untuk semua kenangan yang menyenangkan dulu dan Saya harap Silaturrahmi kita jangan putus.

Sabtu, 25 April 2015

Hidup tak seindah FTV melainkan seperti Drama

Datang dan pergi, itulah orang-orang yang ada disekeliling kita.
Tiba-tiba muncul membawa kebahagiaan dan menghilang membawa kenangan yang tidak dengan mudah untuk dilupakan.
Hidup mungkin awalnya semanis cerita -cerita FTV..penuh canda dan tawa berakhir bahagia.
Lalu bagaimana dengan kenyataan sebenarnya??
Dikehidupan nyata mungkin banyak dijumpai sebagai drama yang penuh dengan kesedihan..membawa emosi yang mungkin tak terkendali dan entah kapan ceritanya dapat berakhir..penuh dengan cerita-cerita bersambung lain layaknya seperti sinetron.
Tak sulit sebenarnya apabila kita menikmati proses kehidupan.
Bahagia datang dari sugesti diri kita sendiri..selalu berpikir positif dan menyerahkan segala sesuatunya pada Sang Pencipta!
Pernahkah berpikir kalau hidup ini drama?
Tuhan Sang sutradaranya yang mengatur skenario hidup kita.
Dan pernahkah berpikir kalau diri ini bukan milik kita sendiri?
Hampa dan berasa kosong apabila apa yang sudah dilakukan sia-sia dengan mengikuti entah itu nasib atau takdir yang  telah Tuhan beri.
Akhir cerita kehidupan mungkin tak semanis FTV..karena hidup akan berakhir dengan mati. Namun sebelum mati sudah seharusnya membuat hidup ini bahagia dengan orang-orang yang disayangi. Sebelum mati sudah seharusnya pula kita dapat membahagiakan mereka orang-orang terkasih. Drama mungkin dapat menjadi komedi apabila kita beranggapan bahwa hidup ini konyol..dan membawa suasana menjadi sebuah lelucon.
Apapun itu..hidup dengan kesedihan maupun kebahagiaan..semuanya diri kita sendiri yang mengatur untuk membawa hidup ini kemana..tapi tetap Tuhan Sang sutradara yang sudah mengatur semuanya. Inilah hidup dan nikmati prosesnya..karena akhir hidup adalah mati.

Kamis, 26 Maret 2015

Kado Terindah Tuhan

Tujuh tahun sudah usiamu..
Beranjak jadi gadis kecil lincah dan nakal..
Gadis yang selalu kurindukan setiap hari..
Bahkan setiap detik ketika kamu tak di dekatku..
Celotehanmu..candamu..tawamu..
Tangis dan teriakanmu..
Aroma baumu..
Keringat yang selalu bercucuran setelah berlari lari dengan teman-temanmu..
Semua itu..tak ada kata lain selain rindu..
Maafkan..
Maafkan aku yang selalu meninggalkanmu..
Maafkan..
Maafkan aku yang tak bisa mempertahankan keutuhan keluarga yang seharusnya menjadi rumah nyaman untukmu..
Maafkan aku di usia yang masih membutuhkan sosok ibu..
Kamu harus sendirian..
Tak cukup kita bertemu hanya sehari dalam berpuluh-puluh hari..
Tak cukup kamu bercerita tentang sekolahmu..teman-temanmu dan kegiatanmu sehari-hari dalam waktu semalam..
Aku rindu..
Teringat 8 tahun yang lalu saat aku berulang tahun..
Kamu hadir di dalam janinku..
Tuhan sudah mempercayakan aku untuk menjagamu..
Tapi apa yang aku perbuat malah menelantarkanmu..
Membiarkanmu sendiri..
Membiarkan luka-luka yang tak seharusnya kamu dapatkan..
Maafkan aku yang sampai saat ini membiarkanmu kehilangan keluarga yang seharusnya selalu melindungimu..
Akan tetapi tahukah kamu aku disini untuk kamu?
Tahukah kamu aku berjuang disini demi membahagiakanmu?
Sendiri..kita sama-sama sendiri..
Aku berharap kamu bisa menjadi anak mandiri dan mengerti akan situasi ini suatu saat nanti..
Disini..Aku kesana kemari berusaha untuk mencari penghasilan yang layak agar kita bisa berkumpul kembali..
Walaupun hanya ada aku dan kamu..
Mungkin bukan ini yang diharapkan..
Dan mungkin bukan keinginanmu juga..
Tapi Tuhan berkata lain pada keluarga kita..
Bukan saatnya merengek dan berkeluh kesah..
Bukan saatnya menyesali apa yang sudah terjadi..kamu tetaplah kamu bidadari kecil kado terindah yang sudah Tuhan kasih di hari ulang tahunku..
Kado Terindah penyemangat hidupku..
Disaat lelah..Teringat akan kamu yang menghampiriku dengan mengecup kedua pipi dan dahiku sambil tersenyum..
Disaat lelah..Teringat akan suaramu di telepon yang memintaku pulang..
Dan disaat lelah..Teringat kata-katamu yang ingin diantar ke sekolah layaknya seperti teman-temanmu yang diantar oleh ibunya..
Disaat lelah itu pula..Aku teringat akan kewajibanku untuk membahagiakanmu dan menyekolahkanmu..
Anakku..
Kado terindah Tuhan..
Penyemangat hidup disaat aku merasa lelah dan tak berdaya disini..
Terima kasih Tuhan..
Lelahku..terbayar dengan bayangan tawanya yang memanggilku..
Bunda..

Minggu, 22 Maret 2015

Surat untuk Masa Lalu

Untukmu masa laluku..
Disini aku termenung sendiri memikirkan bagaimana kamu saat ini..
Entah sampai kapan aku masih dihantui bayang-bayangmu yang untuk kesekian kalinya hati teriris melihat tawamu bersamanya.
Tak cukup satu tahun..dua tahun..mungkin puluhan tahun pikiran ini masih tak bisa lepas dari perasaan sakit yang terus menghantui.
Tak banyak kelebihan yang aku miliki.
Tak banyak pula yang bisa aku lakukan untuk membahagiakanmu..
Dan mungkin aku telah menyia-nyiakan apa yang sudah aku miliki dulu, yaitu kamu.
Teruntukmu masa laluku..
Masihkah kamu memikirkan aku?
Masihkah kamu tersadar bahwa kini yang disampingmu bukan aku?
Aku disini yang masih memikirkanmu..
Aku disini yang sudah menyia-nyiakan waktuku untuk masih setia menjaga hati ini untukmu..
Berapa lama aku bisa berpaling darimu..
Entahlah..
Aku disini hanya bisa berharap kamu bahagia dengannya..
Aku disini berharap tak ada penyesalan untukmu menyisihkan aku demi dia..
Walaupun sangat sakit dan perih..
Tak ada obat untuk luka yang kurasakan..
Tapi aku mencoba bertahan dengan hidupku ini..
Harus ada dunia baru buatku untuk tak memikirkanmu..
Tak ada yang sia-sia..
Tuhan pertemukan aku denganmu bukan tanpa alasan..
Dari sanalah aku belajar untuk menghargai seseorang dan menghargai diriku sendiri..
Aku belajar banyak hal untuk bisa lebih tegar dalam menghadapi semuanya..
Disaat kamu mencium keningku dan berkata masih merindukanku setelah sekian lama tak bertemu..
Kamu tahu apa yang aku rasakan?
Saat kamu bertanya apakah aku merindukanmu..apakah perlu aku menjawabnya?
Dan disaat aku hendak pergi kamu memelukku..apakah kamu tersadar itu aku yang kamu peluk? bukan dia!
Entahlah apa yang ada di otakmu saat itu..
Aku pergi sendiri menempuh perjalanan jauh di malam hari..berharap kamu mengkhawatirkanku..
Kamu memang memelukku dan mencium keningku sambil berkata hati-hati..
Namun setelah itu..kamu pergi dan aku hanya melihat punggungmu berlalu sambil memikirkan apakah kamu merasa bersalah padanya setelah apa yang kamu perbuat padaku di hari itu?
Berharap kamu mengkhawatirkanku..
Tapi aku harus terima kenyataan setelah itu kamu pasti pergi ke pelukannya..mencium keningnya dan bilang padanya bahwa kamu sayang dia..tanpa memikirkan aku sudah sampai mana..apakah aku sampai tujuan dengan selamat..
Yang kamu lakukan pada malam itu hanyalah melakukan satu kali dering pada telepon genggamku tanpa sempat aku angkat..
Tak ada pertanyaan..
Tak ada pesan singkat..
Kamu tak lagi mengkhawatirkan aku karena sudah ada dia disampingmu yang lebih mengerti kamu dan lebih segalanya dibanding aku..
Teruntukmu masa laluku..
Terima kasih..
Berkatmu aku menjadi lebih bisa menghargai diriku sendiri..
Tanpa harus mengejar-ngejar ataupun terobsesi mendapatkan cintamu kembali.

Sabtu, 07 Maret 2015

Lemahnya Wanita 2

Berbicara mengenai kelemahan wanita itu sangat mudah, karena pada dasarnya secara fisik wanita itu lebih lemah dari laki-laki. Tapi kenapa laki-laki tampak lebih lemah pada saat dia menunjukkan merasa lebih kuat dari wanita?
Akan terlihat sangat pengecut apabila laki-laki menunjukkan kekuatannya pada wanita. Banyak sekarang laki-laki yang memanfaatkan kekuatannya itu untuk berbuat kasar kepada wanita apabila wanita itu dianggap berbuat salah.
Dengan entengnya tangan kekar dan kuat yang seharusnya melindungi, justru menjadi sebuah ketakutan tersendiri bagi wanita yang ingin terlindungi.
Wanita memang cerewet, wanita memang selalu ingin menyelesaikan persoalan dengan banyak berbicara. Namun apakah laki-laki mau mendengarkan? Tidak!
Semakin wanita banyak bicara, semakin laki-laki malas untuk mendengarkan.
Hanya bisa diamkah? Atau harus menangiskah? Atau membalas berbuat kasar apabila wanita dikasari? Sekuat kuatnya wanita membalas, tetap sudah kodratnya laki-laki yang lebih kuat. Akan tetapi di sisi lain wanita bisa lebih kuat dalam menahan perasaannya untuk tidak menangis dalam menghadapi kekasaran laki-laki. Wanita lebih kuat dalam memegang teguh kesetiaannya, dan wanita lebih kuat untuk menjadi kuat dalam menghadapi laki-laki yang selalu menyakiti secara fisik maupun bathin. Karena di dalam hati wanita tersimpan ketulusan menyayangi laki-laki tanpa mengharapkan pamrih walaupun tahu laki-laki memberikan cinta dari 100% dan akhirnya hilang di 0%.

Senin, 02 Maret 2015

Lemahnya Wanita

Wanita hanyalah seorang wanita yang banyak memiliki kelemahan. Mengapa harus wanita yang dilindungi? Karena sudah kodratnya laki-laki lebih kuat, lebih berani dan lebih segalanya dari wanita. Akan tetapi apakah laki-laki lebih memiliki perasaan? Lebih memiliki kepedulian? Entahlah..yang saya ketahui bahwa mayoritas laki-laki itu lebih egois!
Laki-laki lebih manja dan lebih ingin diperhatikan..padahal secara logika siapa yang lebih kuat dan patut untuk diandalkan?
Lihatlah pundak laki-laki yang bidang dan kokoh..sudah sepantasnya pundak itu bisa sebagai tempat wanita bersandar dan merasa terlindungi. Namun masih adakah laki-laki yang benar-benar tulus memberikan bahunya itu tanpa adanya pamrih??
Tak jarang laki-Laki mengharapkan sesuatu dengan memberikan perhatian dan kepeduliannya. Dengan mulut yang manis, laki-laki dapat dengan mudah memperoleh apa yang mereka inginkan dan berakhir pahit bagi wanita yang seringkali merasa dirugikan.
Dengan hati yang jengkel, wanita hanya mampu mengelus dada dan sepenuh tenaga menahan untuk tak meneteskan air di pelupuk matanya akibat keegoisan laki-laki. Dan yang saya tahu, wanita itu lebih kuat dibanding laki-laki. Wanita secara kasat mata memang lemah, tapi wanita bisa lebih tegar dan kuat dalam menghadapi pahitnya hidup.
Wanita lebih bisa diandalkan dan serba bisa. Wanita bisa bekerja mencari nafkah, mengurus rumah dan mengurus anak. Laki-laki...apakah bisa menenangkan anak yang sedang menangis? Laki-laki apakah bisa mengurus dirinya dan mencuci serta menyetrika baju yang hendak dipakai? Tanpa seorang wanita..laki-laki tak bisa apa-apa.